Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan berziarah. Wisatawan adalah orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu. Demikian dikatakan Dr. James J. Spillane dalam bukunya Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya.
Hingga kini masih banyak definisi lain tentang pariwisata. Kebanyakan mencerminkan sudut pandang atau kepentingan masing-masing. Perbedaan sudut pandangan atau kepentingan itulah yang menyebabkan adanya berbagai jenis pariwisata. Spillane membagi pariwisata atas enam jenis khusus, yaitu pariwisata untuk menikmati perjalanan, pariwisata untuk rekreasi, pariwisata untuk kebudayaan, pariwisata untuk olahraga, pariwisata untuk urusan usaha dagang, dan pariwisata untuk berkonvensi.
Pariwisata untuk menikmati perjalanan dilakukan untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi keingintahuan, mengendorkan ketegangan saraf, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, dan mendapatkan kedamaian.
Pariwisata untuk rekreasi dilakukan sebagai pemanfaatan hari-hari libur untuk beristirahat, memulihkan kesegaran jasmani dan rohani dan menyegarkan keletihan.
Pariwisata untuk kebudayaan ditandai serangkaian motivasi seperti keinginan belajar di pusat riset, mempelajari adat-istiadat, mengunjungi monumen bersejarah dan peninggalan purbakala dan ikut festival seni musik.
Pariwisata untuk olahraga dibagi menjadi dua kategori, yakni pariwisata olahraga besar seperti Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games serta buat mereka yang ingin berlatih atau mempraktikkan sendiri, seperti mendaki gunung, panjat tebing, berkuda, berburu, rafting, dan memancing.
Pariwisata untuk urusan usaha dagang umumnya dilakukan para pengusaha atau industrialis antara lain mencakup kunjungan ke pameran dan instalasi teknis.
Pariwisata untuk berkonvensi berhubungan dengan konferensi, simposium, sidang dan seminar internasional.
Jenis Pariwisata
Banyak daerah sebenarnya memiliki potensi pemasukan dari sektor pariwisata. Untuk itu perlu dikembangkan jenis-jenis pariwisata sesuai kondisi suatu daerah. Misalnya wisata bahari/tirta, wisata sejarah, wisata arkeologi, wisata budaya, wisata agama, wisata ziarah, wisata kesehatan, wisata wredha (orang tua), wisata remaja, wisata perkebunan (wisata agro), wisata nostalgia, wisata pendidikan/ilmiah, wisata alam, wisata petualangan, wisata dirgantara, wisata berburu, wisata belanja, dan wisata industri.
Wisata bahari/tirta berhubungan dengan air/laut. Banyak pulau pantas dikembangkan menjadi objek wisata bahari/tirta, misalnya untuk bermain ski air, jet ski, speed boat, berenang, menyelam, dan menikmati keindahan bawah laut.
Wisata sejarah umumnya berupa kunjungan ke tempat-tempat yang dianggap bersejarah. Contohnya tempat pembacaan naskah Proklamasi 1945 atau tempat kelahiran seorang tokoh nasional.
Wisata arkeologi berkenaan dengan situs-situs arkeologi, museum, candi, dan tempat-tempat yang memiliki peninggalan arkeologi. Misalnya situs Banten Lama, situs Trowulan, Museum Nasional dan Candi Borobudur.
Wisata budaya adalah kunjungan ke suatu tempat untuk menikmati hasil budaya atau kebudayaan suatu daerah. Definisi kebudayaan sendiri sangat luas, antara lain mencakup kesenian. Wisata agama berhubungan dengan upacara-upacara tradisional keagamaan seperti peringatan 1 Sura, Sekaten, Mauludan, Galungan, dan Waisak.
Wisata ziarah adalah kunjungan ke tempat-tempat ziarah, misalnya ke makam para wali, Sendangsono (dianggap Lourdes-nya Indonesia), dan makam-makam tokoh sejarah/yang dikeramatkan. Wisata ziarah berkaitan dengan semua agama yang ada di Indonesia.
Wisata kesehatan mulai digalakkan akhir-akhir ini, objek utamanya adalah tempat permandian air panas (belerang) dan spa.
Wisata wredha khusus buat orang-orang tua. Tujuannya untuk menyegarkan pikiran mereka.
Wisata remaja diikuti para remaja, terutama para pelajar. Biasanya kegiatan dilaksanakan pada musim liburan sekolah.
Wisata perkebunan (wisata agro) mulai digalakkan beberapa tahun lalu. Kegiatannya antara lain melihat perkebunan teh sekaligus cara memetik dan mengolah teh, melihat perkebunan apel, melihat hutan jati, dan melihat perkebunan tebu.
Wisata nostalgia bertujuan mengenang kembali peristiwa yang dialami seseorang. Mengunjungi tempat pembuangan tawanan di Boven Digul atau tempat tahanan politik di Pulau Buru, bagi sementara orang merupakan objek wisata nostalgia yang menarik.
Wisata pendidikan/ilmiah berupa kegiatan mengunjungi tempat-tempat seperti laboratorium penelitian, observatorium, planetarium, kebun raya, balai penelitian tanaman dan peternakan.
Wisata alam mengajak para wisatawan mengunjungi tempat yang memiliki pemandangan atau keindahan alam memesona, seperti Ngarai Sianok (Sumatera Barat), cagar alam Cibodas (Jawa Barat), dan Taman Sibolangit (Sumatera Utara).
Wisata petualangan juga disenangi banyak wisatawan. Kegiatannya antara lain menyusuri sungai atau arung jeram (rafting), mendaki gunung dan merambati hutan.
Wisata dirgantara antara lain menyaksikan keindahan suatu tempat dari atas pesawat. Misalnya dengan pesawat kecil wisatawan diajak menikmati Ancol dan kawasan Monas dari udara.
Wisata berburu adalah mengunjungi tempat-tempat perburuan yang dihuni banyak babi hutan, rusa, atau berbagai jenis burung. Diisyaratkan, wisatawan tidak mengganggu habitat hewan-heran tersebut atau memburu satwa langka.
Wisata belanja adalah kegiatan mengunjungi tempat atau pusat-pusat penjualan barang/produk. Berbagai daerah biasanya mempunyai ciri khas masing-masing. Misalnya Cibaduyut (sentra sepatu), Sidoarjo (sentra kerajinan kulit), dan Pekalongan (sentra batik).
Wisata industri adalah mengunjungi pabrik-pabrik besar, seperti tempat pembuatan kapal terbang, pabrik mobil, pabrik sepatu, pabrik elektronika, pabrik jamu, dan pabrik obat-obatan. Beberapa kota besar sudah mempunyai daerah kawasan industri, misalnya di Pulogadung (Jakarta), Cikarang (Jawa Barat) dan Rungkut (Jawa Timur).
Sebenarnya masih banyak lagi jenis pariwisata yang dapat diciptakan. Hal ini tergantung sejauh mana kita dapat memanfaatkan potensi yang ada.
Unggulan
Karena karakteristik setiap daerah berbeda, sudah barang tentu tidak semua daerah dapat menyelenggarakan setiap jenis pariwisata. Jakarta, misalnya, tidak mungkin memopulerkan wisata alam dan wisata petualangan, atau wisata berburu. Yang paling mungkin adalah wisata nostalgia dan wisata sejarah, mengingat di J akarta terdapat banyak bangunan lama berciri kolonial. Atau juga wisata belanja, wisata budaya, dan wisata pendidikan/ilmiah. Ini karena Jakarta banyak memiliki sentra perdagangan, museum, dan tempat edukatif-rekreatif.
Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur cocok untuk wisata budaya dan wisata arkeologi. Banyak candi dan situs arkeologi terdapat di sana. Objek-objek wisata sejarah, wisata agro, wisata remaja, dan wisata petualangan juga banyak memiliki daerah-daerah tersebut. Bali cocok untuk wisata budaya. Sementara daerah-daerah di luar Jawa cocok untuk wisata alam, wisata petualangan, wisata budaya, dan wisata berburu.
Sebaiknya setiap daerah (provinsi) memiliki produk unggulan. Misalnya Jakarta dengan produk unggulannya wisata belanja dan wisata sejarah. Yogyakarta dengan wisata budaya dan wisata alam. Dengan demikian Pemerintah Pusat mudah melakukan pembinaan. Diharapkan dengan adanya produk unggulan yang dimiliki suatu daerah, kepariwisataan Indonesia yang sedang terpuruk ini sedikit demi sedikit dapat bangkit kembali. (DJULIANTO SUSANTIO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar